Kamis, 28 Mei 2009

ISTRI-ISTRI RASUL

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba’d. Yang tercatat dalam sirah nabawiyah tentang siapa sajakah wanita yang diperistri oleh Rasulullah SAW adalah para wanita berikut ini

  • Khodijah binti Khuwailid RA,ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun.
  • Saudah binti Zam'ah RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.
  • Aisyah binti Abu Bakar RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian, Dengan menikahi
  • Hafsoh binti Umar bin Al-Khotob RA, beliau ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.
  • Zainab binti Khuzaimah RA, dari Bani Hilal bin Amir bin Sho'sho'ah dan dikenal sebagai Ummul Masakin karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat Hijriyyah6. Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.
  • Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikahi dengan Zaid bin Harits kemudian diceraikan oleh suaminya tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo'dah tahun kelima dari Hijrah.
  • Juwairiyah binti Al-Harits RA, pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza'ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya'ban tahun ke 6 Hijrah. Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan meraih simpati dari kabilhnya (karena ia adalah anak pemimpin kabilah tersebut) dan membebaskan tawanan perang.
  • Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA, sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashroni dan meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Alasan yang paling kuat adalah untuk menghibur beliau dan memberikan sosok pengganti yang lebih baik baginya. Serta penghargaan kepada mereka yang hijrah ke Habasyah karena mereka sebelumnya telah mengalami siksaan dan tekanan yang berat di Mekkah.
  • Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA , dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah. Pernakahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan beliau sebagai anak dari pemuka kabilah.
  • Maimunah binti Al- Harits RA, saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa'dah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umroh Qadho.
  • Read More......

    Benarkah Piramida & Borobudur Dibangun dengan Bantuan Alien ?

    Banyak orang telah mengenal piramida. Piramida adalah bangunan modern pada masa purba yang terdapat di Mesir. Bangunan ini disusun bertingkat, makin ke atas makin kecil. Piramida terdiri atas ribuan bongkahan batu. Tiap batu mempunyai berat sekitar dua ton. Diperkirakan berat sebuah piramida mencapai jutaan ton. Bila dideretkan maka panjang batu pada piramida Cheops, piramida terbesar di Mesir, melebihi panjang pantai Amerika dari utara ke selatan.

    Bagaimana membuat piramida, berapa lama waktu untuk menyelesaikannya, dan berapa banyak orang yang mengerjakannya? Sejak lama para pakar masih belum bisa memberikan jawaban memuaskan. Hanya sebagian misteri yang berhasil diungkapkan, antara lain oleh arkeolog Inggris Howard Carter terhadap makam Tutankhamen di dalam sebuah piramida. Carter dan tim ekspedisinya menemukan terowongan berikut tangga yang tersusun rapi dan sejumlah catatan tertulis. Di dalam terowongan itu terdapat makam raja dan keluarganya yang mayatnya sudah diawetkan (mumi). Perhiasan emas, prasasti yang berisi kutukan, dan gambar dinding. Perlu waktu puluhan tahun untuk melakukan ekskavasi di sini.
    Eksperimen Banyak pakar menduga piramida dibangun dari bagian bawah terus ke atas. Tangga naik, untuk meletakkan batu-batu di atasnya, menggunakan punggung bukit. Setelah bagian tertinggi rampung, maka bukit tersebut dipangkas habis. Dengan demikian yang tersisa hanyalah piramida.
    Yang masih sukar diperkirakan adalah bagaimana membawa batu seberat dua ton ke atas. Kalau dengan kerekan, berapa besar kerekannya? Kalau dengan batang pohon, bagaimana menggelindingkan batu yang demikian berat itu? Masalahnya, salah perhitungan sedikit saja, nyawa terancam melayang. lni karena bentuk piramida Mesir sangat landai, tidak berundak sebagaimana piramida Amerika Selatan.
    Ditafsirkan, piramida dikerjakan selama berpuluh-puluh tahun. Bahan bangunan kemungkinan besar berasal dari sepanjang sungai Nil dan daerah-daerah di sekitar tempat piramida berdiri. Beberapa tahun lalu pakar-pakar Jepang, Prancis, dan negara-negara maju pemah melakukan eksperimen untuk membuat piramida tiruan. Mereka menggunakan alat-alat berat dan alat-alat modern, termasuk helikopter sebagai alat pengangkut batu.
    Pada tahap pertama. mereka mengawalinya dari bagian bawah. Ternyata pembangunan piramida tidak rampung. Begitu pula ketika dimulai dari bagian atas. Mengapa teknologi masa kini tidak mampu menyaingi teknologi purba? Benarkah pekerja-pekerja Mesir dulu dibantu tenaga gaib para jin dan dewa sehingga berhasil mendirikan bangunan supermonumental itu?
    Piramida Mesir tidak dibuat sembarangan. Ada kaidah-kaidah tertentu yang harus ditaati. Pada bagian atas piramida terdapat sebuah lubang. Lubang ini menghadap ke arah matahari terbit. Hal ini tentu dimaklumi karena bangsa Mesir purba menganggap dewa Ra (Matahari) sebagai dewa tertinggi. Uniknya, bila bentuk piramida direbahkan ke atas tanah, maka sudut-sudutnya tepat berada di garis lingkaran. Dengan adanya bentuk demikian disimpulkan bahwa pembangunan piramida direncanakan dengan teliti. Apalagi bayangan matahari pada piramida tadi menunjukkan musim-musim yang ada di tanah Mesir.
    Menurut sejumlah ahli Egyptotogi (pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Mesir), makna simbolis pada piramida begitu besar. Tulisan-tulisan hieroglif menyiratkan ada unsur magis pada bangunan itu.
    Candi Borobudur Tahun 1930-an W.O.J. Nieuwenkamp pernah memberikan khayalan ilmiah terhadap Candi Borobudur. Didukung penelitian geologi, Nieuwenkamp mengatakan bahwa Candi Borobudur bukannya dimaksud sebagai bangunan stupa melainkan sebagai bunga teratai yang mengapung di atas danau. Danau yang sekarang sudah kering sama sekali, dulu meliputi sebagian dari daerah dataran Kedu yang terhampar di sekitar bukit Borobudur. Foto udara daerah Kedu memang memberi kesan adanya danau yang amat luas di sekeliling Candi Borobudur. Menurut kitab-kitab kuno, sebuah candi didirikan di sekitar tempat bercengkeramanya para dewa. Puncak dan lereng bukit, daerah kegiatan gunung berapi, dataran tinggi, tepian sungai dan danau, dan pertemuan dua sungai dianggap menjadi lokasi yang baik untuk pendirian sebuah candi.
    Candi Borobudur didirikan dekat pertemuan Sungai Eto dan Progo di dataran Kedu. Tanpa bantuan peta sulit bagi kita sekarang untuk mengenali kedua sungai itu. Untuk menentukan lokasi candi mutlak diperlukan pengetahuan geografi dan topografi yang benar-benar handal. Sungguh mengagumkan nenek moyang kita sudah memiliki pengetahuan seperti itu. Bangunan Candi Borobudur dianggap benar-benar luar biasa. Bahan dasarnya adalah batuan yang mencapai ribuan meter kubik jumlahnya. Sebuah batu beratnya ratusan kilogram. Hebatnya, untuk merekatkan batu tidak digunakan semen. Antarbatu hanya saling dikaitkan, yakni batu atas-bawah, kiri-kanan, dan belakang-depan.
    Yang mengagumkan, bila dilihat dari udara, maka bentuk Candi Borobudur dan arca-arcanya relatif simetris. Kehebatan lain, di dekat Candi Borobudur terdapat Candi Mendut dan Candi Pawon. Ternyata Borobudur, Mendut, dan Pawon jika ditarik garis khayal, berada dalam satu garis lurus. Maka kemudian orang mereka-reka bahwa pembangunan Candi Borobudur juga dibantu para jin, dewa, dan "orang pintar" lainnya.
    Angkasa Luar
    Tahun 1970-an muncul Erich von Daniken, seorang pengarang fiksi ilmiah (science fiction), yang bukunya sangat populer. Beberapa karyanya seperti Kereta Perang Para Dewa, Kembalinya Bintang-Bintang, Emas Para Dewa, Mencari Dewa-Dewa Kuno, dan Mukjizat Para Dewa berhasil membius jutaan pembacanya dengan khayalan yang sulit dipercaya namun dapat juga dicerna akal sehat.
    Di dataran tinggi Nazca (Peru), demikian awal kisah, terdapat sebuah lajur tanah rata yang panjangnya lebih dari 50 kilometer. Para arkeolog menafsirkannya sebagai "jalan raya bikinan bangsa Inca". Namun von Daniken menganggapnya sebagai "landasan bandar udara untuk melayani penerbangan antarbintang", apalagi dia berhasil mengaitkannya dengan sejumlah temuan arkeologi.
    Dengan imajinasinya von Daniken mengatakan pasti ada planet lain yang dihuni oleh makhluk sejenis manusia. Penghuni planet itu adalah makhluk-makhluk yang kecerdasan otak dan peradabannya melebihi manusia biasa. Berpuluh-puluh ribu tahun yang lalu makhluk-makhluk ini berkunjung ke bumi mengendarai wahana antariksa yang dapat mengarung angkasa dengan kecepatan supertinggi. Ternyata khayalan von Daniken didukung oleh berbagai tinggalan arkeologi.
    Pada sebuah peta dari Istana Topkapi di Turki, tergambar benua Amerika dan Afrika dengan di bawahnya daratan Antartika di kutub selatan. Penggambaran peta demikian hanya mungkin dilakukan melalui pemotretan dari jarak jauh di angkasa. Bila dicermati peta kuno itu sama benar dengan peta bikinan Angkatan Udara AS hasil proyeksi sama jarak dari titik tolak di Mesir. Di Val Camonica (Italia) dan di Tassili (Gurun Sahara) terdapat lukisan dinding yang menggambarkan orang berpakaian seperti astronot zaman sekarang, lengkap dengan baju tebal dan helm. Bahkan helmnya menutupi seluruh kepala dan dilengkapi antena. Kalau begitu benarkah dulu pemah terjadi penerbangan angkasa luar yang dilakukan makhluk dari planet lain ke bumi?
    Dalam perkembangannya makhluk dari angkasa luar itu berubah wujud menjadi tokoh dewa, sering dipuja masyarakat purba. Adanya dewa tergambar jelas dari mitologi dan berbagai kitab keagamaan di pusat-pusat kebudayaan kuno, seperti di Maya, Inca, Mesopotamia, India, Mesir, Yunani, Romawi, dan Indonesia. Dalam mitologi dan kitab keagamaan digambarkan para dewa bersemayam jauh di atas sana dan sewaktu-waktu dapat berkunjung ke bumi, baik dengan terbang secara langsung maupun menggunakan wahana antariksa.
    Sampai kini kita belum dapat memberikan jawaban yang pasti apakah pembangunan piramida dan Candi Borobudur memang benar-benar dibantu makhluk dari angkasa luar ataukah keterampilan bangsa sekarang masih minim. Teori siapakah yang harus kita ikuti, teori von Daniken yang imajinatif dan bobot ilmiahnya kurang meyakinkan ataukah teori para arkeolog yang saintifik? Sayang teori yang saintifik itu masih misteri seperti halnya misteri yang masih menyelimuti piramida dan Candi Borobudur.
    oleh: Prima Sp Vardhana
    Read More......

    Sabtu, 23 Mei 2009

    WAW!!!!!! ULAR RAKSASA ADA DI KALIMANTAN

    Baru-baru ini, muncul sebuah foto udara yang membuat heboh Malaysia. Seekor ular raksasa berenang di Sungai Baleh, Sibu, Serawak, bagian utara Kalimantan yang masuk wilayah Malaysia. Sebuah foto ular raksasa terlihat berenang melenggak-lenggok di sebuah sungai tropis yang dikelilingi oleh hutan gambut.

    Ular berwarna hitam itu sangat besar, hampir memenuhi sungai yang terletak di tengah-tengah hutan rawa yang rimbun. Air beriak di kiri kanannya. Kabarnya, foto itu diambil dari sebuah helikopter, 11 Februari 2009 lalu. Foto itulah yang menjadi perdebatan luas di Malaysia saat ini. Kalimantan memang memiliki ular-ular raksasa. Namun selama ini, ular yang besar yang baru ditemukan adalah sejenis sanca atau python atau masyarakat Kalimantan menyebutnya ular sawah, yang panjangnya belasan meter. Namun ular yang terlihat di foto dan beredar luas di internet, termasuk Youtube, jauh lebih panjang dan besar dibanding temuan python selama ini. Diperkirakan panjangnya 100 kaki atau sekitar 33 meter. Gambar tersebut diambil oleh anggota tim wilayah bencana banjir yang kemudian diterbitkan oleh Utusan Sarawak, sebuah koran lokal, pekan lalu. New Straits Times di Kuala Lumpur, juga memuat foto tersebut yang kemudian dirilis oleh The Telegraph, Inggris. Ada juga yang tidak mempercayai foto itu dan menganggapnya rekayasa semata. Hal ini karena terlalu jauhnya pengambilan gambar ular tersebut. Benar atau tidak, foto itu sudah membuat masyarakat di sekitar Serawak, khususnya Sibu, ketakutan. Sebab, sungai itu merupakan urat nadi transportasi masyarakat selama ini.
    Berdasarkan legenda yang hidup di masyarakat setempat, memang dipercaya tentang adanya anaconda di kawasan tersebut yang bernama Nabau. Menurut kepercayaan, Nabau merupakan ular dengan panjang 80 meter dengan kepala naga dan tujuh lubang hidung. Masyarakat desa yang tinggal di sungai Baleh Borneo mempercayai makhluk mistik tersebut. Selain itu, masyarakat memang sering melihat ular-ular besar di kawasan itu. Nah, pertanyaannya, bila foto itu asli, apakah ular yang terlihat itu sejenis python atau anaconda? Hingga kini memang belum ditemukan adanya anaconda di Kalimantan, kecuali dalam film Anaconda: The Hunt For The Blood Orchid yang laris itu. Rekor ular terpanjang saat ini memang anaconda (eunectes) dari Amazone. Anaconda merupakan keluarga boa. Panjang anaconda yang baru ditemukan adalah 50 kaki, namun para ilmuwan percaya ada anaconda yang panjangnya 80 kaki, bahkan 100 kaki dari temuan kulit ular tersebut oleh sebuah ekspedisi ilmuwan Inggris tahun 1992. Dalam keluarga anaconda, menurut situs lingkungan Mongabay, yang terbesar adalah anaconda hijau (Eunectes murinus). Panjangnya mencapai 43 meter.
    Python Asia adalah ular terpanjang kedua. Ilmuwan menyebutnya Asiatic Reticulated Python (python reticulatus). Python terpanjang yang ditemukan di kawasan Kalimantan panjangnya 33 kaki, dan merupakan rekor dunia sanca terpanjang saat ini. Para ilmuwan percaya panjang python bisa mencapai 50 kaki atau sekitar 15 meter. Bedanya, anaconda lebih langsing dan ahli berenang. Sementara python lebih gemuk dan hanya suka kelembaban, bukan di air. Anaconda menggigit mangsanya sampai mati sebelum menelan, sementara python menggunakan kekuatannya dengan membalut mangsa sampai tulang-belulangnya hancur atau tak bergerak lagi, kemudian ditelan bulat-bulat.
    Awal Februari, para ilmuwan menemukan fosil ular seberat sebuah mobil kecil. Ular itu diperkirakan bisa melumat binatang seukuran sapi. Monster sepanjang 45 kaki bernama Titanoboa sangat besar dan hidup dengan memakan buaya dan kura-kura raksasa. Beratnya mencapai 1,25 ton. Ia biasa merayap di sekitar hutan-hutan tropis Amerika Selatan 60 tahun silam. (sriwimaja/berbagai sumber)(Kompas.com)
    Read More......

    Minggu, 17 Mei 2009

    Earthlike Planet (Gliese) : INILAH PLANET YANG MUNGKIN AKAN KITA TEMPATI NANTI


    Inilah planet yang mungkin akan kita tempati nanti. namanya Gliese 581 C. Sebuah planet yang mirip dengan planet bumi ditemukan di luar tata surya kita dan ini merupakan planet pertama yang memiliki air dan juga bisa menyokong kehidupan di sana, seperti yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan.

    Seperti yang kita ketahui, air merupakan kunci dari kehidupan. Planet yang telah ditemukan ini berada pada jarak yang tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat dengan bintangnya(matahari) sehingga dapat menjaga airnya tidak membeku ataupun menguap.
    Penemuan planet ini merupakan peristiwa penting dalam hal pencarian planet dan juga pencarian ET(alien) untuk merubah pandangan kita terhadap tata surya, namun Para astronomer masih belum dapat menemukan adanya kehidupan biologis di sana
    Tujuannya adalah untuk menemukan adanya kehidupan seperti halnya di bumi “, kata Stephane Udry,kepala peneliti di observatorium Jenewa,Swiss. “Setiap kali Anda maju 1 langkah,Anda akan merasa bahagia.” Planet baru ini kira2 50% lebih besar dan 5 kali lebih padat dari bumi kita ini. (lumayan bisa mengatasi kepadatan penduduk)Planet baru ini diberi nama Gliese 581 C,berdasarkan nama mataharinya Gliese 581 yang terletak sejauh 20.5 tahun cahaya dan ukurannya yang hanya sebesar 1/3 dari matahari kita.
    Gliese 581 C merupakan planet terkecil di luar tata surya kita yang pernah ditemukan. Jarak terhadap mataharinya kira2 15 kali lebih dekat dibandingkan dengan jarak dari bumi menuju matahari kita dan 1 tahun di planet itu sama dengan 13 hari di planet bumi.(jadi bisa lebih sering2 ulang tahun Karena mataharinya yang lebih dikenal sebagai M dwarf(yang artinya bintang merah kurcaci) sekitar 50 kali lebih redup dari cahaya matahari bumi kita dan juga tidak begitu panas,maka planet-planetnya dapet mengorbit dengan lebih dekat dengan matahari mereka dengan tetap mempertahankan kandungan air di planet mereka masing2.
    Karena sifatnya yang mirip sekali dengan bumi kita ini, Gliese 581 C menjadi target penting dalam penjelajahan luar angkasa untuk mencari ET,kata anggota team peneliti Xavier Delfosse dari universitas Grenoble di Perancis “Ibaratnya dalam peta harta karun,planet Gliese 581 C kita tandai dengan X”,kata Xavier Terdapat dua planet lain yang juga mengorbit matahari yang sama. Yang satu mempunyai massa sekitar 15 kali bumi dan mengorbit lebih dekat ke mataharinya daripada Gliese 581 C sendiri dan ditemukan oleh tim yang sama 2 tahun yang lalu. Sedangkan yang lainnya mempunyai massa 8 kali bumi dan ditemukan pada waktu yang hampir sama dengan saat Gliese 581 C ditemukan namun agak sedikit terletak di luar orbitnya
    Planet Gliese 581 C mungkin berupa planet berbatu seperti bumi ataupun juga berupa planet yang diselubungi oleh samudra
    Diperkirakan suhu planet ini berada antara 0-40o C sehingga bisa dipastikan airnya tidak membeku
    Read More......

    10 TIPS DALAM MENGERJAKAN UJIAN


    Tips ini khusus buat para pelajar dan mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan ujian (salah siapa, gak ngapalin sih semalem, wkwkwkwk). Tapi tenang aja, ane punya sedikit tips yang bisa anda gunakan. Tenang bro & sis, ini bukan tips yang nyeleneh apalagi menyesatkan, 100% legal dan tidak menyalahi aturan. Semoga berhasil...

    Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal
    Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.

    Tenang dan percaya diri
    Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.

    Bersantailah tapi waspada
    Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.

    Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
    Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.

    Jawab soal-soal ujian secara strategis
    Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
    • soal paling sulit
    • yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
    • memiliki nilai terkecil

    Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak
    Mula-mula, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.

    Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis
    Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.

    Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya
    Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.

    Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu
    Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.

    Analisa hasil ujianmu
    Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir
    Read More......

    Kamis, 14 Mei 2009

    10 Alasan SBY Memilih Boediono Sebagai Cawapres (KMKC TETAP INDEPENDENT DAN INFO INI HANYA UNTUK DIKETAHUI)

    Pendamping SBY untuk melaju Pilpres 2009 yakni Dr. Boediono(Gubernur BI) yang sudah beredar di media massa bukanlah hal yang mengejutkan. Menurut saya, pilihan Capres SBY memilih Cawapres Boediono sudah tepat dalam tataran kepentingan partai Demokrat khususnya dan kelangsungan kabinet pada umumnya jika SBY-Boediono terpilih.Tapi tentu saja belum tepat dalam tataran mewakili kepentingan koalisi.
    Sejak awal partai Demokrat memberi kewenangan penuh kepada SBY untuk memilih pendampingnya pada Pilpres. Berbondong-bondonglah nama-nama cawapres dari partai maupun profesional hingga 19 nama yang akhirnya mengerucut 3 nama : Boediono, Hidayat Nur Hidayat, dan Hatta Radjasa. Sejak pengumuman hasil pemilu yang menempatkan Demokrat menjadi satu-satu partainya yang berhak mengajukan capres-cawapres sendiri suara nasional >20%, kursi parlemen >25%), maka posisi tawar partai menengah PKS, PAN, PPP, PKB (selanjutnya ditulis : 4 Partai) menjadi ‘murah’. Dan akhirnya, PKS menjadi pihak pertama yang mendapat konfirmasi cawapres dari SBY adalah Doktor Ekonomi dan juga Gubernur Bank Indonesia saat ini : Dr. Boediono. Mengapa SBY memilih Boediono?
    Menurut saya, minimal ada 10 alasan mengapa SBY memilih Boediono
    1. SBY ingin cawapresnya “patuh”, ’setia’ dan tidak dominan secara politik.
    Boediono merupakan sosok profesional yang fokus pada pekerjaannya dan tidak “bergairah” dengan perpolitikan. Inilah yang dibutukan SBY untuk menjalankan kabinetnya mendatang (jika terpilih) agar fokus, terarah, dan satu komando. Jangan sampai “ada 2 nakhoda dalam 1 kabinet”, dan Boediono yang pasti bukan orang yang akan/berambisi menjadi “nakhoda”, namun sebatas co-pilot.
    2. SBY membutuhkan cawapres yang ahli dalam bidang ekonomi.
    Selama ini kebijakan ekonomi kabinet Indonesia Bersatu lebih didominasi Wapres Jusuf Kalla bersama tim Ekonomi Kabinet. Tentunya kapabilitas SBY dalam kemajuan ekonomi masih kalah jauh dari para ekonom-ekonom ahli di negeri ini. Dan memang SBY bukanlah seorang ekonom, karena beliau adalah seorang Jenderal TNI yang terjun dalam politik pemeritahan. Mengapa ekonom Boediono dan bukan Sri Mulyani, karena hanya Mulyani lah satu-satunya menteri yang berani mengancam SBY untuk mengundurkan diri ketika SBY bersikokoh membela kepentingan saham grup Bakrie di BEI Oktober 2008 silam. Jadi, Boediono lebih ’setia’ dan ‘patuh’ daripada Mulyani.
    3. SBY tidak menginginkan wakilnya adalah sosok yang memiliki pengaruh ketokohan dan politik yang besar atau berpotensi membesar.
    SBY sudah merasakan bagaimana Wapres saat ini memiliki pengaruh politik dan ketokohan yang dalam beberapa sisi cukup mendominasi daripada SBY. Dan bila saja disusupin kepentingan tertentu (politik), maka keretakan dan non-sinergis akan muncul. Disisi lain, mungkin SBY tidak ingin mendengar pernyataan masyarakat bahwa Cawapresnya adalah “The Real President“
    4. SBY memilih Boediono karena Boediono adalah ekonom liberal-kapitalis yang handal dan dihormati terutama negara-negara neoliberalis kapitalis seperti Amerika Cs.
    Nama Boediono sangat terkenal dikalangan negara kapitalis asing, karena Boediono menjadi orang yang sangat dipercaya oleh kapitalis asing dalam menjalankan agenda-agenda ekonomi pasar dan “globalisasi kapitalis”.
    5. SBY memilih Boediono merupakan suatu langkah untuk mengokohkan Sistem Presidensil Utuh.
    Sesuai dengan UUD 1945 Amandemen bahwa sistem pemerintahan kita adalah presidensil, maka SBY berusaha membuka lembaran baru untuk menerapkan sistem presidensil yang utuh. SBY mungkin memiliki pemikiran bahwa Capres-Cawapres seharusnya menjadi satu perpaduan utuh. Hal ini mirip dengan pasangan Capres-Cawapres di Amerika dimana berasal dari satu paket (satu partai). Namun, karena Demokrat hanya menguasai 26% kursi, tentu ia tidak dapat memilih cawapresnya dari Demokrat. Win-win solution adalah memilih kalangan non-partai. Dan bisa jadi, ini merupakan suatu “tes kesetiaan” yang dilakukan SBY kepada 4 partai. Tentu SBY beralibi bahwa Boediono “tela” memenuhi 5 kriteria Cawapres seperti yang ia sampaikan sebelumnya dalam “sayembara” cawapres.
    6. SBY berhak penuh memilih siapa pendampingnya (Boediono) dan tidak perlu bermusyawarah pada 4 Partai untuk memutuskan siapa Cawapresnya.
    Karena hal ini sudah menjadi bargaining SBY dan Demokrat sejak awal “silahkan kalian daftar kader terbaik kalian, hanya SBY-lah satu-satunya orang yang memiliki sense yang paling baik menentukan siapa pasangan pendampingnya.”Secara tidak langsung, tersirat bahwa 4 Partai dalam beberapa kondisi dan situasi, tidak boleh mendikte keputusan Capres SBY. Dalam urusan pemilihan Cawapres, kader Demokrat berkata “Hanya SBY dan Tuhan yang tahu”. Wow…. Ini juga menunjukkan sinyal dari kubu SBY kepada 4 partai “Ingat, saya adalah pemimpin kalian. Saya punya otoritas penuh menentukan kebijakan. Cukuplah kalian menjadi pendukung, penimbang sekaligus pelengkap”
    7. SBY memilih Boediono merupakan langkah strategis SBY untuk menjaga kepentingan Partai Demokrat di masa mendatang yakni periode 2014.
    Jika saja SBY terpilih kembali pada periode kedua, maka tahun 2014 SBY tidak bisa mencalonkan diri lagi. Sedangkan hingga saat ini, belum ada kader populer dan kompenten Demokrat yang siap menggantikan SBY nantinya. Sedangkan saat ini, bisa dikatakan 80% Demokrat adalah SBY itu sendiri. Menyikapi itu, maka SBY akan jauh lebih aman memilih wakil yang tidak berpotensi menjadi “rising star” dan menjadi pemimpin di tahun 2014. Jika SBY memilih 1 tokoh populer dari 4 partai, berarti SBY sedang membesarkan “macan” di kandang Demokrat yang mana akan menjadi potensi Capres di 2014 mengalahkan kepemimpinan dari Demokrat.
    8. SBY memilih Boediono berarti membuka peluang besar koalisi Demokrat-PDIP Ini juga menjadi harapan SBY agar PDIP merapat ke Demokrat. Andai saja “deadlock” PDIP-Gerindra tidak ada “key”nya. Boediono adalah orang yang dekat dengan PDIP. Baik Demokrat maupun PDIP sama- sama mengklaim partai nasionalis, meskipun faktor kapitalis tampak dalam berbagai kebijakannya.
    Hal ini juga saya bahas di bagian akhir dari artikel :Inilah Politik : Yoyo vs Gasing Ingin Berkoalisi
    9. SBY memilih Boediono dengan harapan memberi nilai “tengah” kepada 4 partai dan 3 usulan cawapres
    Agar netral dalam “menimbang-nimbang” dari utusan cawapres 3 parpol yakni dari PKS (Hidayat Nur Wahid), PAN (Hatta Radjasa), dan PKB (Muhaimin Iskandar). Disisi lain, SBY berusaha menepis opini publik bahwa SBY terlalu mengakomodir kekuatan “hijau” sehingga secara bertahap SBY akan “dikeroyokin” oleh perwakilan yang mengsuarakan perubahan “Sila 1 Pancasila”. Disisi lain, SBY pasti sudah tahu bahwa akan ada reaksi dari PKS dan PAN. Dan ternyata sebagian opini publik yang berkembang adalah PKS dan PAN adalah partai yang “gila” kekuasaan. SBY memang hebat “satu panah, 4 burung yang kena”.
    10. SBY tidak memilih salah satu dari 3 kader partai karena
    * Hidayat Nur Wahid (HNW): dikenal tokoh yang terlalu “hijau” dan kurang kapabel dalam ekonomi yang menjadi fondasi dasar pemerintahan. Disisi lain, banyak potensi negatif yang akan dituju HNW seperti beberapa rumor yang telah beredar beberapa waktu silam.
    * Hatta Radjasa (HR) : HR memiliki “cacat” tatkala terjadi banyak kecelakan ketika menjadi Menhub. Disisi lain, memilih HR berarti mengikuti “instruksi” Amien Rais yang notabene bahwa SBY setuju dan menerima kebijakan pro-rakyat, suatu kebijakan yang berhaluan dengan SBY yang lebih pro-kapitalis. Meskipun HR adalah “speaker”-nya SBY.
    * Muhaimin Iskandar (MI) : MI adalah Ketum PKB yang notabene tidak begitu dihendaki SBY mengingat Wapres dari ketua partai akan berpengaruh pada kinerja kabinet (bisa pecah). Disisi lain, SBY pun menimbang, apakah MI tidak berpotensi “tidak menghormati SBY”, karena MI pernah dan sedang bersiteru dengan “tuannya” Gus Dur, meskipun Cak Imin dekat dengan SBY.
    [updated:tambahan saya]
    11. Untuk tambahan poin 4
    Boediono melambangkan sosok yang tidak terkesan ‘berlawanan arus dengan Amerika Cs”. Benar bahwa Boediono adalah seorang ekonom kapitalis yang handal. Jika saja SBY memilih tokoh Islam yang terkesan “berani”, maka ini menjadi suatu pilihan yang tidak menyenangkan bagi “hegemoni” Barat di Indonesia dan dunia. Dan bisa jadi, pemilihan Boediono merupakan titipan dari Paman Sam [karena kita tahu bahwa selama ini Uncle Sam selalu memiliki kepentingan dalam pemilu] kepada SBY untuk mengakomodasi kepentingan asing agar kekhawatiran Barat akan munculnya “Taliban” baru tidak terjadi. Terlebih Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan manusianya. Jadi, Boediono adalah seorang kapitalis + bukan terlalu “hijau”.

    Itulah 10 analisis saya mengenai mengapa SBY memilih Boediono dan bukan memilih wakil kader dari partai PKS, PAN, PKB, PPP (tidak mengajukan). Karena sejak awal Demokrat dan PKS sudah menjalin koalisi flatform yang mengedepankan kepentingan bangsa daripada kursi kekuasaan, maka dalam posisi ini PKS “terpaksa” ikut arus SBY. Sudah sangat jelas posisi SBY cukup tinggi dan “mahal’ dibanding partai-partai kecil ini. Gemparnya isu ini meninggalkan kesan bahwa “koalisi di kubu Demokrat” tidaklah kokoh. Komunikasi dan konflik kepentingan masih sangat kental dalam koalisi yang cenderung mementingkan kepentingan partai masing-masing. Dan tampak sekali bahwa pemerintah SBY akan “cukup” otoriter dalam mengambil keputusan.
    Oleh karena itu, sangatlah wajar jika PKS, PAN, PPP agak kecewa. Ini juga menunjukkan bahwa manuver “Koalisi Lanjutkan” tidaklah jauh berbeda dengan “Koalisi Besar”. Sama-sama menghitung kekuatan untuk merebut kekuasaan dan akhirnya koalisi yang terbentuk sangatlah rapuh. Parade para politikus partai ini merupakan pelajaran buruk bagi masyarakat yang kurang mengerti tentang politik. Dan dengan kondisi carut-marut kekuasaan ini, maka sangatlah wajar jika Golput menjadi pemenang dengan Angka mencapai 50-66,7 juta penduduk pada Pileg 2009 silam.
    Untuk PKS harus bisa menerima ini, karena sejak awal mereka mengatakan telah mengajukan cawapres melalui amplop tertutup seraya mengatakan “dipilih atau tidak, itu tidak terlalu penting (ada 4 alasan koalisi). Yang penting adalah flatform. Kita berkoalisi bukan hanya mengincar cawapres”. Ini menjadi konsekuensi, dan kedepan saya pikir posisi SBY akan tetap dominan seperti saat ini. Dalam hal ini, wajar PKS berpikir dua atau tiga kali. Terlebih, Demokrat begitu “welcome” dengan partai Moncong Putih.
    Untuk PAN, hmmm… Pak Amien Rais harus bisa menerima konsekuensinya. Menurut saya, pemilhan Boediono merupakan tamparan cukup keras bagi Amien Rais, karena Boediono adalah sosok pro-liberali-kapitalis, bukanlah sosok yang pro-nasionalis dan ekonomi kerakyatan yang menjadi harapan Amien Rais. Tampaknya, Soetrisno Bachrir (SB) berada di track yang benar, sementara (maaf) pak Amien tampaknya keliru (memang Amien dan Prabowo sulit duduk bersama mengingat perjuangan 1998 ). Pilihan sulit bagi Amien Rais…
    Demikianlah 10 analisis saya atas alasan mengapa SBY memilih Boediono sebagai pasangan Cawapresnya. Sangatlah mungkin ada kekeliruan dalam analisis saya ini. Dan saya harap ada masukan dari rekan-rekan. Jika ada kurang, silahkan tambahkan. Jika ada tidak tepat, mohon dikoreksi juga.

    Read More......

    Rabu, 13 Mei 2009

    ASAL USUL KOMERING (CAMPANG TIGA)


    ASAL USUL KOMERING
    Kehidupan masyarakat komering berpusat disekitar Danau Ranau, Kabupaten Ogan Komering Ulu. Daerah ini dikenal dengan nama Sakala Berak terletak di daratan tinggi kaki Gunung Pasagi dan Gunung Seminung tempat Danau Ranau berada. Secara harfiah, kata Sakala atau Sagala berarti Komering sedangkan kata Berak berarti luas. Sehingga daerah sekitar itu disebut masyarakat setempat dengan nama Komering yang luas.
    Nenek moyang orang komering diperkirakan berasal dari Tiongkok Selatan, pada ribuan tahun yang lalu turun ke laut melalui sungai-sungai besar di Cina yang bermuara ke selatan.

    Akhirnya mereka tersebar di beberapa wilayah Sumatera Selatan, Lampung dan Sumatera Utara sekarang ini. Sehingga tak mengherankan bila sering terlihat suatu persamaan di dalam gerak dan tingkah laku antara orang Komering, Lampung dan Batak. Bahkan ada faham yang dibenarkan dalam kehidupan masyarakat itu bahwa mereka berasal dari tempat dan keturunan yang sama, hanya saja lambat laun sikap dan pertumbuhan makin memisah mencari jalan sendiri-sendiri.
    Seperti kehidupan dan adat istiadat daerah lain, masyarakat Komering dan Lampung juga menjadikan suatu tempat yang dianggap keramat (dihormati) itu adalah sekitar Kota Liwa (ibukota Kabupaten Lampung Barat sekarang ini). Dari daerah asal itu lambat laun nenek moyang menuruni gunung dan lembah menyusuri beberapa sungai yang bermuara di laut Jawa. Orang Komering turun hingga ke Muara Masuji dan Sugihan. Sedangkan orang Lampung menyusuri Sungai Tulang Bawang, Seputih dan Sekampung yang akhirnya membentuk golongan masing-masing sampai ke Gunung Raja Basa.
    Ribuan tahun kemudian barulah daerah-daerah yang mereka huni dan terisolir muulai terbuka, sehingga timbul hubungan dan komunikasi dengan dunia luar. Terbukanya daerah ini karena adanya aktifitas dari kerajaan-kerajaan yang ada. Kerajaan ini sendiri timbul karena terjadinya hubungan komunikasi antara masyarakat yang datang dan menetap.
    Pada masa itu agama dan faham yang dianut oleh masyarakat adalah kepercayaan pada yang gaib-gaib dan yang maha kuasa (Animisme dan Dinamisme). Termasuklah di dalamnya menyembah kepada matahari, bulan, bintang-bintang dan gunung-gunung bahkan menyembah makhluk-makhluk yang dipercayai ada di sekitar manusia. Beberapa masa kemudian masuklah pengaruh dan ajaran agama Hindu dan Budha yang lebih mempercepat tumbuhnya kerajaan-kerajaan besar dan kecil. Hingga akhirnya masuklah pengaruh dan ajaran-ajaran dari Jawa dan Agama Islam.
    Didalam kehidupan budaya adat Komering dan Lampung sendiri dikenal suatu adat yang dikenal dengan Adat Penyimbang. Menurut pengertian aslinya berasal dari kata Simbang yang artinya giliran atau gantian, sehingga di sebutlah dengan arti giliran memimpin. Jadi dalam adat penyimbang seseorang dapat memimpinsesuai dengan adat yang berlaku, namun kedudukannya sebagai pemimpin kelak akan diganti dengan yang lain sesuai dengan musyawarah dan mufakat.
    Hingga kini gelar penyimbang itu terus dipakai oleh orang Komering. Umpamanya ada nama penyimbang Ratu, penyimbang Tulin, penyimbang Marga serta gelar-gelar lainnya. Hal ini diberikan sesuai dengan rapat adat yang diadakan bila seseorang memasuki jenjang pernikahan. Gelar itu hampir mutlak diperlukan bagi setiap laki-laki Komering yang memasuki jenjang pernikahan. Kalau gelar itu tidak dimilikinya maka keturunannya agak gelap, artinya ia tidak mempunyai kedudukan dalam lapangan adat.
    Adat istiadat yang ada kemudian secara berangsurangsur masyarakat Komering penduduknya memasuki lapangan usaha dan kegiatan masing-masing. Diantaranya ada golongan yang pada umumnya lebih cakap dalam bidang pemerintahan untuk mengurusi kepentingan umum. Ada pula yang ahli dalam bidang kebatinan dan keperkasaan dengan tenaga-tenaga gaib. Bahkan ada yang hanya mengurusi soal agama semata-mata serta ada yang ahli dalam soal berniaga.
    Sehingga dalam kehidupan bermasyarakat timbul apa yang dinamakan suku. Suku-suku yang terbentuk dalam golongan itu adalah: pertama, golongan pemerintaha yang menyebut lingkungannya dengan nama Suku Serba Nyaman. Kedua, golongan kebatinan disebut Suku Anak Putu. Ketiga, golongan Pasirah atau Kepala Marga disebut Kampung Pangiran. Keempat, golongan pengusaha dan pedagang disebut Suku Busali. Kelima, golongan Agama disebut Suku Kaum. Keenam, Suku Kampung Darak, dan yang ketujuh, Suku Karang Diwana.
    Ketujuh suku atau golongan di atas membentuk masyarakat bersama yang teratur, mereka membentuk tiuh atau dusun tempat tinggal. Akhirnya mereka membuat pucuk pimpinan yang lebih besar gabungan dari dusun-dusun itu yang disebut Marga sekarang disebut dengan Kecamatan. Dulu nama Kecamatan adalah Semendawai kemudian sekarang diganti dengan Kecamatan Cempaka.






    ASAL USUL CAMPANG TIGA
    A. Sejarah Desa Campang Tiga
    Campang Tiga adalah sebuah dusun yang terletak sekitar 130 kilometer dari Kota Palembang, tepat di pinggiran tebing Sungai Komering yang masuk dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Pada zaman dulu untuk mencapai desa Campang Tiga ini orang harus mendayung perahu dari Palembang selama sekitar 6 hari. Sedangkan kalau ke Palembang dengan mengikuti arus Sungai hanya memakan waktu 2 hari.
    Baru pada sekitar tahun 1930 ada jalan darat serta jembatan yang terbuat dari timbunan tanah liat dan kerikil. Pada tahun 1990 sarana perhubungan mulai lancar setelah ada jalan aspal dan jembatan beton dimana-mana.Kehidupan di desa ini berdasarkan kekerabatan dan kebersamaan yang hidup dalam setiap dusun. Dengan soko gurunya adalah Adat Penyimbang. Penyimbang sendiri adalah menerima giliran. Menjadi penyimbang adat adalah merupakan suatu kebanggaan, sehingga dapat diikutsertakan di dalam setiap gerak langkah yang hidup di pedesaan sejak ribuan tahun yang lalu.
    Sedangkan pusat-pusat pemerintahan ialah Gunung Batu, Cempaka/ Campang Tiga, dan Menanga/ Betung. Untuk daerah marga Semendawai Suku Dua, pusat pemerintahannya adalah dari satu tempat ke tempat lain yakni antara Cempaka dan Campang Tiga. Dari sinilah timbul perebutan masing-masing keluarga yang merasa berhak untuk menduduki puncak pemerintahan dalam Marga Semendawai Suku Dua.
    Asal mula terbentuknya Desa Campang Tiga ini, merupakan hasil dari pemikiran orang-orang terdahulu, yang berjuang disamping menyebarkan agama Islam. Menurut asal mulanya seorang puyang yang bernama Sultan Hamimum Hamim atau Puyang Tun Di Pulau, yang menurut ceritanya dari nenek moyang di Campang Tiga berasal dari keturunan Arab. Pada waktu itu Puyang menetap disuatu tempat dan lahan tanah yang dikelilingi oleh Sungai dan Rawa.
    Desa ini bernama Desa Simpang Tiga, karena terletak dipersimpangan tiga arah. Pada masa itu pimpinan Agama dipegang oleh Puyang Ratu Nyaman dibagian barat, Puyang Tanda Pasai dibagian timur, Puyang Tuan Syeh Abdurrahman dibagian utara, dan Puyang Panghulu Sabtu dibagian selatan.
    Waktu terus berlalu dan berjalan dengan baik, pemerintahan dipegang oleh Puyang Ratu Nyaman. Setelah beliau meninggal kemudian digantikan dengan putranya Ahmad Daud. Pada waktu itu desa yang namanya Simpang Tiga diganti atas musyawarah dan mufakat oleh tokoh Agama, adat, dan pemerintahan menjadi Desa Campang Tiga.
    Pada masa penjajahan belanda, kekuasaan desa dipimpin oleh seorang tokoh bernama Ahmad Daud Ratu Nyaman, yang membawa desa ini berkembang menjadi maju. Kekuasaan pun berganti dan digantikan putranya yang bernama KH. Saleh Muzani, sedangkan putra yang lain dari Ahmad Daud bernama Ahmad Bastari beliau dikenal sosok yang tidak pernah terlupakan karena beliau pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatera Selatan yang pertama.
    Kemudian pemerintahan KH. Saleh Muzani berakhir digantikan oleh pimpinan yang tak kalah penting, cerdik, pintar dan berdedikasi tinggi yaitu Hasbi Burhan. Setelah berakhir kemudian digantikan oleh Macan Negara, dilanjutkan Muhammad Singa Dinata, kemudian Ratu, dan sekarang dipimpin oleh A. Wahab Ahmad Gelar Tanda Sakti. Demikian sejarah Desa Campang Tiga yang sampai sekarang sudah cukup maju.

    B. Keadaan Geografis
    Desa Campang Tiga yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Cempaka Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Batas-batas Desa Campang Tiga adalah: sebelah utara berbatasan dengan desa Gunung Jati, sebelah selatan berbatasan dengan desa Sukaraja, sebelah barat berbatasa dengan desa Kuripan dan Negeri Sakti, sebelah timur berbatasan dengan Persawahan dan Lebak Meluai Indah.
    Adapun luas wilayah Desa Campang Tiga secara keseluruhan 15 kilometer persegi. Struktur tanah terdiri dari lahan sawah 40% dan perkebunan 60%. Keadaan geografis sangat cocok untuk pertanian, perkebunan dengan penghasilan karet, sawit, duku, durian, pisang, padi, jeruk, sayuran dan lain-lain.
    Desa Campang Tiga terletak sangat strategis dalam wilayah Kecamatan Cempaka, 130 kilometer dari kota Palembang, 102 kilometer dari ibu kota Kabupaten Martapura, dan 16 kilometer dari ibu kota Kecamatan Cempaka. Desa Campang Tiga merupakan penghasilan duku, durian, pisang yang menjadi andalan petani dan sangat dikenal dikota-kota besar di Indonesia bahkan duku komering sudah menjadi salah satu andalan masyarakat komering.

    C. Struktur Pemerintahan
    Pada saat ini pemerintahan desa dipimpin oleh Kepala Desa yang bernama A. Wahab Ahmad Gelar Tanda Sakti, dibantu oleh para staf pemerintahan desa. Desa Campang Tiga di samping ada seorang Kepala Desa, Sekretaris Desa, 3 (tiga) Kepala Urusan, 7 (tujuh) Kepala-kepala Dusun. Desa Campang Tiga terletak dijalan poros provinsi, yang dilalui semua jenis kendaraan baik roda dua, maupun kendaraan roda empat. Penerangan di desa Campang Tiga ini berupa aliran listrik yang menjadikan desa Campang Tiga sudah cukup maju, apalagi pada malam hari lampu-lampu jalan yang sudah bisa difungsikan menambah keindahan desa ini. Adapun stuktur pemerintahan Desa pada Tahun 2004-2009 ini adalah sebagai berikut:
    STRUKTUK PEMERINTAHAN DESA CAMPANG TIGA KECAMATAN CEMPAKA KABUPATEN OKU TIMUR
    Dibantu oleh ketua-ketua RT dan sebagai mitra kerja pemerintahan telah dibentuk yaitu BPD (Badan Permusyawaratan Desa) strukturnya sebagai berikut: Ketua : Lukman Umur Wakil Ketua : Kumala Arifin Anggota-Anggota :Ranggo Sakban, Fauzi Saleh, Antam, Barlian, A. Daud, A. Rivai, Hasan Saleh, A. Roni

    D. Mata Pencaharian dan Jumlah Penduduk
    Mata pencaharian penduduk Desa Campang Tiga terdiri dari petani, buruh harian, wiraswasta, PNS, TNI/ POLRI, Untuk pertanian dengan mengandalkan sistem tadah hujan yaitu panen 1 tahun satu kali, dan selanjutnya tanaman palawija. Seperti dalam tabel berikut ini:
    MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA CAMPANG TIGA
    • Petani 44% 1072 Orang
    • Pedagang 12% 293 Orang
    • PNS 7% 170 Orang
    • TNI/ POLRI 2,5% 60 Orang
    • Buruh Harian 9% 220 Orang
    • Wiraswasta 24% 585 Orang
    • Kontraktor 1% 25 Orang
    • Pengrajin Tenun 0,5% 12 Orang
    Data atas menjelaskan bahwa di Desa Campang Tiga mata pencaharian yaitu petani 1072 orang, pedagang 293 orang, PNS 170 orang, TNI/POLRI 60 orang, buruh harian 220 orang, wiraswasta 585 orang, kontraktor 25 orang, pengrajin tenun atau menjahit terdapat 12 orang. Dari jumlah penduduk 2437 yang menjadi petani lebih banyak dari pada mata pencaharian lain.

    E. Pendidikan
    Lembaga pendidikan di Desa Campang Tiga berupa di bawah naungan lembaga pendidikan Dinas Pendidikan Nasional dan Departemen Agama. Lembaga pendidikan dibawah Dinas Pendidikan yaitu:
    LEMBAGA PENDIDIKAN DESA CAMPANG TIGA
    • SMA Negeri 1 -> kepala sekolah : Herman, S.Pd
    • SMP Negeri 1 -> kepala sekolah : Subagiyo Hadi Susanto, S.Pd
    • SMA Bina Insan -> kepala sekolah : Ir. Fusito Hy, MT
    • SD Negeri 1 -> kepala sekolah :Ernawati, A.Ma
    • SD Negeri 2 -> kepala sekolah :Nuraini, A. Ma
    • SD Negeri 3 -> kepala sekolah :Halimah, A.Ma
    • SD Negeri 4 -> kepala sekolah :Aminah, A. Ma
    • SD Negeri 5 -> kepala sekolah :Hanuna, A. Ma
    • SD Negeri 6 -> kepala sekolah :Aminah, A.Ma
    • TPA Darussalam -> kepala sekolah :Kumala Arifin
    • PAUD -> kepala sekolah : Yanti
    Berdasarkan data di atas jumlah SD Negeri ada 6 hal ini, sedangkan jumlah SMP ada 1, hal ini tidak mencukupi dari tamatan SD seharusnya di Desa Campang Tiga harus di bangun lagi SMP yang lain agar bisa mencukupi dan menampung dari lulusan SD. Sedangkan SMA Negeri ada 1 dan swasta ada 1 hal ini sudah mencukupi siswa lulusan SMP, dan TPA ada 1 belum mencukupi seharusnya setiap Desa mempunyai 3 masjid, PAUD juga belum mencukupi seharusnya bisa dibangun 4 PAUD di Desa Campang Tiga.
    KEADAAN PENDIDIKAN DESA CAMPANG TIGA
    • Tamatan SD 1,5% 37 Orang
    • Tamatan SMP 10% 244 Orang
    • Tamatan SMA 55% 1340 Orang
    • Tamatan D1 2% 220 Orang
    • Tamatan D2 1,5% 342 Orang
    • Tamatan D3 3,5% 87 Orang
    • Tamatan S1 5% 124 Orang
    • Tamatan S2 2% 50 Orang
    Maka berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Campang Tiga memiliki tamatan SD berjumlah 37 orang, tamat SMP berjumlah 244 orang, tamatan SMA berjumlah 1340 orang, tamatan D1 220 orang, tamatan D2 berjumlah 342 orang, tamatan D3 87 orang, tamatan S1 berjumlah 124 orang dan tamatan S2 berjumlah 50 orang. Rata-rata pendidikan di Desa Campang Tiga yaitu tamatan SMA.

    F. Sosial Budaya
    Keadaan sosial budaya masyarakat Desa Campang Tiga sangat rukun, dapat dilihat pada kegiatan sehari-hari. Lingkungan yang asri disekitar desa banyak pepohonan yang rindang, udara yang sejuk. Penanaman pohon pelindung sangat berarti di samping pelestrian lingkungan hidup, mencegah terjadinya banjir dan lain-lain
    Pengelolaan lingkungan hidup berazaskan pelestarian lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
    Kekompakan dan gotong royong merupakan salah satu simbul yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarat Desa Campang Tiga dibidang apapun antara lain: pertama, kebersihan lingkungan dilaksanakan setiap hari jum’at pagi dilingkungan rumah masing-masing, berupa saluran air dan limbah rumah tangga agar masyarakat tetap sehat dan terhindar dari penyakit seperti malaria dan lain-lain. Bagi pemilik kandang ayam atau binatang ternak, tim kesehatan tetap terus memantau untuk menghindari gejala penyakit, dikoordinasi oleh Kepala Desa, perangkatnya dan masyarakat desa setempat. Pada hari-hari besar Islam, masyarakatmembersihkan masjid, langgar dan musolla yang secara rutin dilaksanakan dengan membiasakan jum’at bersih.
    Kedua, menjaga keamanan, faktor keamanan menjadi salah satu program utama. Masyarakat akan merasa nyaman mencari nafkah, bekerja, meninggalka tempat tinggal mereka manakala keamanan terjamin. Pada waktu malam hari ada sebagian masyarakat melaksanakan jaga malam dengan jadwal yang ditetapkan oleh Kepala Desa dan RT.
    Ketiga, yaitu peringatan hari Nasional dan hari besar lainnya setiap tahun menjadi agenda rutin untuk dilaksanakan seperti 17 Agustus, masyarakat Campang Tiga melaksanakan agenda kegiatan sosial kemasyarakatan seperti lomba baca alqur’an, lomba azan, lomba pakaian adat, mengadakan pertandingan bola voli, tenis meja, tarik tambang, panjat pinang, dan untuk ibu-ibu lomba masak.
    Ketiga kegiatan di atas sangat mempengaruhi majunya pemerintahan di Desa Campang Tiga, dengan adanya kegiatan-kegiatan yang berbentuk positif akan terciptanya suasana yang damai, saling tolong menolong antar warga sekitar, terjalin adanya sikap saling menghargai, dan dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut masyarakat akan lebih memahami pentingnya bermasyarakat
    Read More......

    ARTI LAMBANG KAB. OKU TIMUR


    ARTI LAMBANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
    (Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 26 Tahun 2006)

    1.Makna motif dan lambang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
    • Jembatan irigasi serta garis yang bergelombang warna putih dan biru muda berarti : sungai sebagai kehidupan masyarakat Ogan Komering Ulu Timur lebih kurang dari 60% tergantung pada sektor persawahan yang dialiri oleh Irigasi Komering yang berada di desa Perjaya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan kabupaten sekitarnya yang menjadi penunjang pendapatan asli daerah guna pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
    • Persawahan mencerminkan keanekaragaman masyarakat Ogan Komering Ulu Timur, ada Komering, Jawa, Padang, Ogan dan lain sebagainya namun tetap menjadi satu kesatuan yang utuh, saling hormat-menghormati satu sama lain baik dalam kehidupan beragama, dan yang tak kalah pentingnya tetap menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
    • Padi dan Kapas mencerminkan untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan sosial menuju masyarakat adil dan makmur seperti yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan yang menjadi prioritas Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah sektor pertanian dan perkebunan.
    • Tepak yang berwarna merah putih mencerminkan adat istiadat dan kehidupan yang ada dalam masyarakat Ogan Komering Ulu Timur tetap dipertahankan selalu menjadi pertimbangan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dalam hal mengambil kebijakan dan Keputusan dalam menjalankan roda pemerintahan dengan kata lain, segala keputusan yang menyangkut kehidupan masyarakat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, pemerintah akan meminta sumbangan pemikiran dari tokoh-tokoh adat dan tokoh masyarakat Ogan Komering Ulu Timur.
    • Perahu yang berwarna kuning mencerminkan bahwa masyarakat Ogan Komering Ulu Timur akan menatap masa depan yang lebih cerah.
    • Tulisan Sebiduk Sehaluan mencerminkan bahwa masyarakat Ogan Komering Ulu Timur terletak pada suatu wadah kegiatan baik tani, dagang, pegawai dan lain sebagainya. Namun kegiatan tersebut tetap mempunyai tujuan yang sama yaitu membangun Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
    • Warna Biru mencerminkan bahwa masyarakat Ogan Komering Ulu Timur mengakui sumber daya alam dan kekayaan yang terkandung didalamnya serta segala sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat selalu dalam pengawasan dari Allah. Sehingga pemerintah dan masyarakat percaya kepada Tuhan ang menciptakan langit dan bumi dan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
    • List warna kuning mencerminkan lambang kesatuan dan persatuan pada masyarakat Ogan Komering Ulu Timur yang kokoh dengan menganut azas keterbukaan, kebersamaan, kerukunan, kekeluargaan dan gotong royong dalam kehidupanmasyarakat Ogan Komering Ulu Timur.
    2. Makna Warna
    Dalam perisai terdapat isi dan warna yaitu :
    Dasar Lambang : Berwarna merah, biru, hijau, abu-abu, biru muda serta sisi perisai berwarna kuning
  • Tepak : Berwarna merah putih
  • Jembatan Irigasi : Berwarna abu-abu
  • Kotak-kotak : Berwarna hijau
  • Tiga Gelombang : Berwarna biru laut
  • Buah Padi : Berwarna kuning
  • Bunga Kapas : Kelopak bunga berwarna hijau, dan bunga berwarna putih
  • Tulisan Moto Sebiduk Sehaluan : Berwarna putih
  • Tulisan OKU TIMUR : Berwarna hitam

  • Warna dan arti Lambang Daerah ditetapkan sebagai berikut :
    • Biru/biru muda : Berarti ketenangan/kedamaian
    • Hijau/hijau daun : Berarti kesuburan dan kemakmuran
    • Kuning : Berarti ketentraman
    • Merah : Berarti berani/patriotic
    • Putih : Berarti kesucian/kebenaran
    3. Ukuran Lambang Lambang Daerah berbentuk perisai dengan ukuran sebagai berikut : Tinggi Lambang 16 (enam belas) cm berbanding 12 (dua belas) cm; panjang sisi lengkung sebagai perisai sepertiga kali lebar.

    Read More......

    TERNYATA DESA MINANGA (YANG DULU TERMASUK DALAM KEC. CEMPAKA KAB. OKU TIMUR) ADALAH IBU KOTA KERAJAAN SRIWIJAYA

    Di Mana Pusat Sriwijaya?????
    Ternyata Desa Minanga (yang dulu termasuk dalam Kec.Cempaka Kab. OKUT) adalah Ibu Kota Kerajaan Sriwijaya


    Kerajaan Sriwijaya (683-1377 M) adalah kerajaan maritim tertua di Indonesia dan merupakan kerajaan pertama di Nusantara yang menguasai banyak wilayah : seluruh Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Mindanao. Karena wilayah kekuasaannya itu, Sriwijaya di dalam literatur sejarah suka disebut sebagai Negara Nusantara I. Dalam hal keberadaannya, Sriwijaya punya periode kekuasaan tiga kali lebih panjang daripada Majapahit, meskipun Majapahit juga yang menaklukkan Sriwijaya.
    Para ahli sejarah, arkeologi dan ilmu-ilmu yang terkait (termasuk geologi), pernah bersilang pendapat soal pusat kerajaan besar ini. Literatur-literatur sejarah pernah menyebut pusat-pusat kerajaan ini di : Palembang, Jambi, Malaya, Thailand, bahkan Jawa.

    Adalah I-Tsing (Yi-Jing), musafir Cina yang belajar agama Budha di Sriwijaya yang menyebutkan bahwa pusat/kota Sriwijaya terletak di daerah khatulistiwa. I-tsing mendeskripsikan tempat itu sebagai : “apabila orang berdiri tepat pada tengah hari, maka tidak akan kelihatan bayangannya”. Coedes, ilmuwan Prancis sejak awal abad ke-20 mengajukan argumen bahwa pusat Sriwijaya terletak di sekitar kota Palembang sekarang(dalam Robequain, 1964, “Malaya, Indonesia, Borneo, and the Philippines”, Longman Sukmono, arkeolog Indonesia pada suatu Kongres Ilmiah Pasifik tahun 1957 (dipublikasi dalam “Geomorphology and the location of Criwijaya”, Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, April 1963) menantang argumen/hipotesis Coedes dan menyatakan bahwa pusat Sriwijaya di Jambi. Ini didasarkannya kepada analisis geomorfologi yang didukung foto udara. Sukmono diinspirasi oleh ahli geomorfologi Belanda Obdeyn yang pada tahun 1941-1944 mempublikasi seri paper tentang perkembangan geomorfologi Sumatra Selatan (dalam Tijdschrift. Kon. Ned. Aardr. Gen no 59-61 - hasil penelitian ini digunakan juga oleh Bemmelen (1949) dalam adikaryanya “The Geology of Indonesia”
    Tahun 1954, Sukmono dibantu Angkatan Udara RI merekonstruksi pantai timur Sumatra di sekitar Palembang dan Jambi melalui telaah fotogrametri. Sukmono menemukan kesimpulan menarik : semua situs peninggalan Sriwijaya baik yang di sekitar Palembang maupun Jambi berlokasi bukan di tanah aluvial, tetapi di tanah perbukitan berbatuan sedimen Neogen. Penelitian ini pun menemukan bahwa Jambi dulunya berlokasi di suatu teluk pada muara Sungai Batanghari. Teluk tersebut menjorok masuk ke daratan sampai wilayah Muaratembesi sekarang. Sementara itu, Palembang justru terletak di sebuah ujung jazirah yang memanjang ke laut berpangkal dari Sekayu sekarang. Baik Jambi maupun Palembang saat ini berjarak 75 km dari laut di sebelah timurnya.
    Sukmono berkesimpulan, sebagai kerajaan maritim yang besar, Sriwijaya sebgai bandar besar lebih mungkin terletak di tepi sebuah teluk yang besar daripada di ujung jazirah yang sempit. Sukmono juga mengajukan argumen-argumen arkeologi di samping argumen geomorfologi.
    Pendapat Sukmono mendapat dukungan dari Sartono, geolog dan arkeolog ITB, juga Slametmuljana, ahli sejarah (dalam Slametmuljana, 1981 “Kuntala, Sriwijaya dan Suwarnabhumi”, Yayasan Idayu). Sartono berpendapat bahwa teluk di sekitar Jambi saat zaman Sriwijaya begitu besarnya sehingga orang mengira bahwa itu merupakan perbatasan antara Swarnadwipa (Jambi ke utara) dan Jawadwipa (Palembang, Lampung dan Jawa). Selat Sunda belum diketahui adanya atau mungkin belum seluas sekarang, hanya teluk besar saja bukan selat (lihat tulisan saya terdahulu soal “para pendahulu Tarumanegara” di milis ini). Harrison (1954) “Zuid-Oost Azie : en beknopte geschiedenis” berpendapat bahwa Selat Sunda terbentuk akibat tenggelamnya wilayah ini akibat volkanisme dan gempa-gempa Krakatau sepanjang masa.
    Masih menurut Sartono, di sekitar Jambi pada zaman Sriwijaya terdapat sebuah teluk purba yang dibatasi oleh Pegunungan Tigapuluh. Ini memanjang ke arah tenggara dan menjadi perbukitan Bukit Bakar dan Bukit Tutuhan serta Teluk Sirih. Ke arah barat, teluk tersebut berhenti di Pegunungan Barisan dan bercabang menjadi dua teluk kecil yaitu Teluk Tebo dan Teluk Tembesi. Di antaranya, terjepitlah Bukit Duabelas. Di Teluk Tebo bermuara Batang Tembesi dan anak-anak sungainya.
    Adapun kota Palembang menempati suatu ujung jazirah sempit yang berupa bukit setinggi 26 meter di atas permukaan laut. Inilah yang dinamakan Bukit Seguntang (”guntang” dalam bahasa Melayu Kuno berarti terapung). Memang, ujung jazirah ini seolah-olah terapung diapit dua teluk sempit.
    Maka berdasarkan analisis paleogeografi (paleogeomorfologi), Sukmono dan Sartono berpendapat bahwa kota Sriwijaya yang besar tak mungkin berlokasi di suatu wilayah tanah genting berupa ujung jazirah sempit seperti Palembang, tetapi di kota Jambi yang terletak di tepi teluk yang besar (bandingkan dengan kota Jakarta yang berlokasi di tepi Teluk Jakarta).
    Namun, pendapat Sukmono dan Sartono bukan merupakan pendapat final sekalipun cukup meyakinkan. Tahun 1982 diadakan kongres internasional khusus mendiskusikan lokasi pusat Sriwijaya (Daldjoeni, 1992 “Geografi Kesejarahan, Alumni). Kongres dihadiri para ahli dari Indonesia, Prancis, Belanda dan Thailand. Para ahli bersepakat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya pada masa awal berlokasi di Palembang kemudian pindah ke Jambi. Kapan masa awal itu ? Antara abad ke-7 sampai abad ke-9, kata Casparis ahli dari Prancis. Casparis pun berpendapat mungkin saja kedua kota itu bersama-sama jadi ibukota Sriwijaya. Palembang wajar jadi ibukota kerajaan, di samping diapit dua teluk, terdapat Pulau Bangka di depannya yang merupakan jalur memutar dari Malaka menuju Cina (dulu belum ada jalan laut di antara pulau-pulau Kepulauan Riau). Ini posisi strategis sebagai bandar. Manguin, arkeolog Prancis mendukung pendapat itu sebab banyak prasasti menyebut Palembang, juga ada catatan-catatan dari para pelaut Portugis. Namun reruntuhan pusat kerajaan belum ditemukan diPalembang.
    Mengapa Sriwijaya mundur ? Robequain (1964) berpendapat bahwa kemunduran terjadi akibat pendangkalan pantai-pantai timur Sumatra dan sedimentasi muara-muara sungainya. van Bemmelen (1949) menulis bahwa garis pantai di muara Batanghari telah maju setahun rata-rata 75 meter, sedangkan garis pantai di muara Musi telah maju setahun rata-rata 125 meter. Sedimentasi Musi lebih tinggi dibandingkan Batanghari, mungkin itu pula yang membuat Sriwijaya memindahkan ibukotanya ke Jambi.
    Tahun 1377, Raja Majapahit, Hayam Wuruk mengirimkan pasukannya ke Sumatra dan tunduklah beberapa kerajaan di Sumatra termasuk Sriwijaya. Itu adalah babak terakhir Sriwijaya, sebenarnya Sriwijaya telah lemah sejak abad ke-10 saat Dharmawangsa menyerangnya pada tahun 990 M. Perdagangan laut yang mundur seiring lajunya sedimentasi Batanghari dan Musi menjadi pencetus melemahnya Sriwijaya. Sebuah bukti lagi bahwa alam memainkan peranannya dalam bangun dan jatuhnya kerajaan-kerajaan di Nusantara.
    Sesungguhnya sampai sekarang pun kita terus-menerus dipengaruhi alam. Bagaimana menjinakkan semburan LUSI ? Bagaimana mengantisipasi penenggelaman pantai utara Jakarta oleh land subsidence dan transgresi ? Bagaimana hidup berdampingan secara aman di negeri dengan ratusan gunungapi ? Berapa banyak nyawa dan korban harta benda telah direnggut gempa dan tsunami ? Alam punya siklus dan tanda-tanda tertentu yang bisa manusia pelajari. Semoga bijak kita sikapi. Masa lalu tetap berguna untuk masa kini.
    Pada tahun 600 Masehi terdapat suku di pedalaman Sumatera Selatan yang di kenal dengan nama suku Sakala Bhra ( purba ) yang berarti Titisan Dewa , suku ini mendiami daerah pegunungan dan lembah bagian utara di sekitar gunung Seminung daerah perbatasan Sumatera Selatan dengan Lampung .
    Suku ini terpecah menjadi dua kelompok masyarakat, yang pertama yang mendiami kawasan sekitar gunung Seminung dan turun ke lembah bagian utara sampai ke Lampung kemudian sebagian lagi turun ke daerah bawah dengan mengikuti aliran sungai di daerah huluan sumatera selatan yang kemudian di kenal dengan suku SAMANDA_DI_ WAY yang berarti orang yang mengikuti aliran sungai dan berakhir di Minanga ( Purba ), suku ini yang kelak kemudian asal mula suku Daya, Komering, Ranau,.
    Minanga karena kedudukannya di tepi Pantai di tinjau dari berbagai segi memikul beban sebagai ibukota negara. Adapun bahasa yang mereka pergunakan adalah Bahasa Malayu Kuno atau Proto Malayu yang merupakan cikal bakal bahasa komering, didaerah uluan sumatera selatan.
    Kerajaan tersebut di pimpin oleh seorang Raja yang hebat dan sakti , yang bernama JAYA NAGA kemudian oleh masyarakat pedalaman di beri Gelar DA-PUNTA-HYANG yang berarti Maha Raja yang Keramat , sekarang pun di daerah uluan sumatera selatan masih dapat kita kenal gelar Pu-Yang untuk orang yang kita anggap sesepuh maupun orang yang mempunyai kesaktian tinggi.
    Kerajaan ini kemudian di kenal dengan negeri kedatuan SRIWIJAYA disebut juga dalam kronik ( tulisan ) di negeri china yaitu kerajaan Shi Li Fo Shih
    Kerajaan ini setiap tahun nya mengirim utusan ke negeri china tercatat sejak tahun 670 s/d 742 yang pada saat itu di negeri China sedang berkuasa Dinasti Tang ( 618–907 ).
    Disebut pada dalm satu tulisan di negeri China bahwa ada kerajaan dari laut china selatan yang selalu mengirim utusannya ke Tiongkok, kerajaan itu bernama Shi-Li-Fo-Shih yang di transeleterasikan menjadi Sriwijaya.
    Pada tahun 671 Masehi seorang pendeta China yang bernama It-Tsing mengunjungi kerajaan ini dalam perjalanannya menuju India untuk memperdalam ajaran Budha.
    It-Tsing menetap 6 bulan di Minanga ibukota kedatuan Sriwijaya untuk memperdalam bahasa Sansekerta , dengan bantuan Dapunta Hyang Sri Jaya Naga , It-Tsing Berangkat menuju tanah Melayu ( Jambi ) dan menetap selama 2 bulan sebelum melanjutkan perjalanan melalui Kedah terus keutara menuju India.
    Dapunta Hyang Sri JayaNaga sangat di sayangi dan di sanjung oleh rakyatnya karena selain mempunyai kesaktian tinggi juga merupakan pemimpin yang arief , bijaksana dan adil terhadap rakyatnya. Jaya Naga juga seorang penganut Budha yang taat. Dengan Kesaktiannya ia dapat mengetahui dan membaca gerak gerik alam, langit, matahari,bulan, bintang , hawa, hujan, angin, batu, tanah dan hewan, sehingga penduduk kedatuan ini menganggap Jaya Naga merupakan sosok titisan Dewa diatas Brahmana yang merupakan perantara manusia dengan sang Ghaib yang diturunkan ke bhumi untuk menjaga dan melindungi pulau surga (Swarna Dwipa). Setiap kata yang diucapkannya merupakan petunjuk, setiap petuah dan nasehat menjadi adat dan istiadat, kebaikannya merupakan anugerah dan kebahagian bagi penduduk dan kemarahan beliau merupakan malapetaka.
    Setiap daerah taklukkannya Jaya Naga selalu menunjuk pemimpin setempat yang di ambil dari Jurai Tua ( sesepuh masyarakat ) untuk menjadi Datu ( Ratu – pemimpin ) di daerahnya sendiri tetapi tetap terikat sebagai bagian dari daerah kedatuan Sriwijaya.
    Jaya Naga juga mampu menyatukan beberapa rumpun suku yang ada di daerah pedalaman atau uluan sumatera selatan yang awalnya semua penduduk berasal dari tiga rumpun suku yang mendiami tiga gunung yang ada yaitu Gunung Seminung, Gunung Dempo dan Bukit Kaba, System pemerintahan inilah yang kelak menjadi asal mula system pemerintahan Marga yang ada di daerah uluan sumatera selatan.Kedatuan Sriwijaya terkenal merupakan kerajaan yang makmur dengan hasil alamnya berupa kayu kamper, kayu gaharu, Pinang, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan timah yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Selain itu juga kerajaan Sriwijaya merupakan pusat kebudayaan agama Budha Mahayana yang mana daerah ini merupakan perlintasan perjalanan para pendeta budha yang ingin memperdalam pertapaannya dari India ke China maupun sebaliknya, dan dalam perkembangannya kerajaan Sriwijaya merupakan pusat Studi agama Budha di kawasan Asia tenggara terutama daerah semenanjung Selat Malaka dan Selat Sunda terbukti dari catatan It-Tsing, kerajaan Sriwijaya mempunyai 1.000 pendeta Budha, pendeta Budha yang cukup terkenal dari Kedatuan Sriwijaya ini bernama Sakyakirti.Penduduk kerajaan ini sebagian merupakan petani dan sebagian lagi merupakan saudagar yang melakukan perdagangan dengan India , Melayu dan China . Pedagang dari Tiongkok dagang ke Sriwijaya dengan membawa keramik ,porselein dan sutra untuk di tukarkan dengan emas, permata dan komoditas lain dari negeri ini yang merupakan tempat dimana komoditas penting pada jaman itu sampai dengan sekarang merupakan kekayaan alam pulau ini sehingga orang pada masa itu menyebut pulau ini dengan Pulau Surga ( Swarna Dwipa ) .
    Kerajaan ini di aliri oleh sungai-sungai ( kanal-kanal) kecil yang memasuki perkotaan sehingga perahu merupakan sarana transportasi penting masyarakat kota tersebut sehingga kerajaan ini terkenal dengan armada kapal – kapal yang kuat dan rapi yang kemudian dapat menguasai seluruh kawasan pelayaran di selat Malaka dan selat Sunda .
    Pada saat itu pelabuhan Palembang yang merupakan pintu masuk ke perairan sungai-sungai yang ada di uluan sumatera selatan banyak di kuasai perompak-perompak.
    Kondisi seperti ini membuat kapal kapal yang berlayar di pantai timur pulau sumatera berlabuh di pelabuhan Melayu ( Jambi ) kemudian melanjutkan pelayaran tanpa memasuki pelabuhan Palembang.
    Kisah perkembangan kerajaan Sriwijaya ini dimulai dari apa yang diutarakan dalam Prasasti Kedukan Bukit. Pada Hari kesebelas bulan terang bulan Wai Saka tahun 605, Dapunta Hyang Jayanaga berperahu kembali ke Minanga selepas melakukan pertapaan di gunung Seminung. Dalam pertapaannya Jaya Naga meminta restu dan memohon petunjuk dan kekuatan dari sang Ghaib di Gunung Seminung untuk menaklukkan tempat-tempat yang strategis agar dapat menguasai jalur pelayaran di Laut Cina Selatan di karenakan pada waktu itu Minanga ( ibukota kerajaan ) terletak dalam suatu teluk dimana sungai komering bermuara kurang strategis di pandang dari sudut perdagangan.
    Untuk Mewujudkan cita – citanya tersebut Dapunta Hyang Sri Jaya Naga melakukan konsolidasi dengan daerah belakang yang satu rumpun yaitu rumpun Sakala Bhra (Purba). Kemudian Dapunta Hyang Sri Jaya Naga menaklukan daerah yang juga satu Rumpun tersebut yang terletak di sekitar bukit Pesagih di Hujung Langit Lampung Barat dan kemudian semua penduduk di ikat oleh Sumpah setia kepada Dapunta Hyang Sri Jaya Naga untuk menjadi bagian dari kerajaan Sriwijaya. ( Prasasti Hujung Langit – Lampung Barat )
    Sepulang dari penaklukan daerah belakang makin kuatlah pasukan kerajaan Sriwijaya yang di dukung oleh pasukan tambahan dari satu rumpun, pasukan atau laskar sriwijaya terkenal akan keberanian, dan kekuatannya.
    Dapunta Hyang Sri Jaya Naga mulai melakukan expansi pertamanya yaitu dia harus menaklukan Tanjung Palembang dan menunjuk Mukha Upang ( Kedukan Bukit ) di daerah palembang sebagai titik temu. Palembang pada jaman itu merupakan kota di pinggir pantai di mana bukit Sigiuntang merupakan tanjung palembang yang menjorok ke laut. Tempat ini adalah dataran tinggi yang merupakan mercu suar atau tempat pintu masuk ke tanjung Palembang yang merupakan akses laut menuju ke sungai sungai yang ada di sumatera.selatan.
    Pada peta pantai timur Sumatra purba di tepi pantai timur teluk purba terdapat 2 tanjung yang menjorok jauh kearah laut , kearah utara dengan jambi di ujungnya, dan yang timur menjorok kearah tenggara dengan Palembang berada diujungnya. Tanjung Palembang terbentuk oleh Bukit Siguntang sedang di selatan bukit ini terdapat teluk yang menjorok dalam lagi di mana sungai komering bermuara.
    Kemudian Dapunta Hyang Sri Jaya Naga membawa 20.000 ( Dua Puluh Ribu ) pasukannya dengan 1.312 berjalan kaki melalui daratan atau hutan belantara dan sebagian lagi membawa perahu mengikuti perairan. Selama dalam perjalanan terjadilah pertempuran – pertempuran kecil yang tidak terlalu berarti yang merupakan perlawanan dari daerah daerah yang di lintasi oleh laskar Kerajaan Sriwijaya.
    Pada tanggal 16 Juni 683 Masehi atau sekitar tujuh hari perjalanan sampailah rombongan pasukan yang di pimpin Dapunta Hyang Sri Jaya Naga di Muka Uphang. Perjalanan pasukan Sriwijaya mendapat kemenangan besar sehingga memberikan kepuasan bagi Sang Raja Dapunta Hyang Sri Jaya Naga, kemudian Sang Raja memerintahkan untuk membuat bangunan atau rumah ( barak ) untuk tempat para laskar Sriwijaya yang berjumlah 2 laksa laskar Sriwijaya , untuk mengabadikan kemenangan tersebut di pahatlah Prasati Kedukan Bukit.
    Setelah Mengadakan konsolidasi di daerah Mukha Upang ( Kedukan Bukit ) dan kemudian menguasai pelabuhan palembang , maka “ pada hari kedua bulan terang bulan Caitra tahun 606 Saka ( 23 Maret 684 M ) Dapunta Hyang Sri Jaya Naga sangat puas akan kesetiaan rakyat setempat. Oleh karena itu di bangunlah Taman Sriksetra dengan pesan agar semua hasil yang di dapat di dalam taman ini seperti Nyiur, Pinang, Enau, Rumbia dan semua yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat, demikian pula halnya dengan tebat dan telaga agar dapat di pelihara sehingga berguna bagi sekalian makhluk. Untuk itu Dapunta Hyang Sri Jaya Naga memohon restu agar ia selalu sehat sentosa terhindar dari para penghianat yang tidak setia, termasuk para abdi bahkan oleh istri-istri beliau. Karena beliau tidak akan menetap lama beliau menambah pesannya : “ Walaupun dia tidak berada di tempat dimanapun dia berada janganlah hendaknya terjadi Curang, Curi, Bunuh dan Zinah di situ. Akhirnya di harapkan doa agar beliau mendapatkan Anuttara bhisayakasambodhi “( Parasasti Talang Tuo )Setahun kemudian terjadilah pemberontakan yang di pimpin oleh Perwira Lokal yaitu Kandra Kayet sehingga menimbulkan korban termasuk salah satu Panglima Perang Sriwijaya terbunuh yang bernama Tan Drun Luah, walaupun demikian Kandra Kayet yang gagah perkasa dapat di di bunuh oleh Dapunta Hyang Sri Jaya Naga dan mati sebagai penghianat.
    Untuk mengingat hal ini maka di buatlah suatu prasasti persumpahan untuk mengikat setiap para pejabat lokal yang ada di daerah taklukan agar dapat tetap setia kepada Dapunta Hyang Sri Jaya Naga kalau tidak maka akan terkutuklah dan di makan sumpah ( Prasasti Telaga Batu ).
    Batu persumpahan yang dimaksud antara lain berbunyi :
    “……. kamu sekalian, seperti kamu semuanya, anak raja, bupati, panglima Besar,…….hakim pengadilan……kamu sekalian akan dimakan sumpah yang mengutuk kamu. Apabila kamu sekalian tidak setia kepada kami kamu akan dimakan sumpah. ( 1-6 )”.“ Apabila kamu berhubungan dengan pendurhaka yang menghianati kami …………orang yang tidak tunduk kepada kami serta kedatuan kami kamu akan di bunuh oleh sumpah kutuk ini. ( 7-8 ) “.
    “ Apabila kamu menabur emas permata untuk meruntuhkan kedatuan kami atau menjalankan tipu muslihat………..dan apabila kamu tidak tunduk kepada negara kedatuan kami maka terkutuklah kamu akan dimakan dibunuh sumpah kutuk. ( 11-12 ) “.
    “ Demikian pula apabila kamu melawan kepada kami di daerah-daerah perbatasan negara kedatuan kami kamu akan dimakan, di bunuh. (13-14).
    “ ……lagi pula kami tetapkan pengangkatan menjadi datu dan mereka yang melindungi sekalian daerah negara kedatuan kami putra mahkota, putra raja kedua, dan pangeran lain yang didudukan dengan pengangkatan menjadi datu, kamu akan dihukum apabila kamu tidak tunduk kepada kami ( 19-20 )”.
    Secara Geografis palembang adalah tempat yang strategis untuk menguasai lalu lintas pelayaran di Laut China Selatan. Namun kebanyakan pada waktu itu kapal – kapal berlayar singgah di kerajaan Melayu ( Jambi ) yang juga merupakan pelabuhan strategis di pantai timur sumatera kemudian kapal kapal tersebut melanjutkan perjalanannya ke utara tanpa singgah lagi di pelabuhan palembang.
    Melihat kondisi seperti ini Dapunta Hyang Jaya Naga berencana untuk menaklukan kerajaan Melayu ( Jambi ) untuk di jadikan wilayah kekuasaan kedatuan Sriwijaya.
    Dapunta Hyang Sri Jaya Naga bersama pasukannnya segera menuju Melayu, yang dari semula tanah Melayu sudah di rencanakan untuk di tundukkan.
    Pada tahun 685 di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang Sri Jaya Naga, Kerajaan Melaysia takluk di bawah imperium Sriwijaya. Penguasaan atas Melayu yang kaya emas telah meningkatkan prestise kerajaan. Di abad ke-7, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan di Sumatera dan tiga kerajaan di Jawa menjadi bagian imperium Sriwijaya.
    Untuk meneruskan perjalanan ke Selatan dengan tujuan akhir adalah bumi Jawa tentu saja Melayu harus segera pula di tinggalkan. Peristiwa pemberontakan Kandra Kayet terus saja terbayang oleh sri baginda dan ini di jadikan sebagai contoh oleh Sri Baginda Dapunta Hyang Sri Jaya Naga kepada setiap pejabat lokal bahwa setiap penghianatan, walau di lakukan oleh seorang perkasa sekalipun dapat di tumpas . kemudian penduduk kerajaan Melayu pun di ikat dengan Sumpah maka di pahatlah prasasti Karang Brahi.
    Dapunta Hyang Sri Jaya Naga kembali berangkat dengan melalui lautan berarti harus melalui selat Bangka . Oleh karena itu kerajaan Bangka harus pula di tundukkan lebih dahulu. Setelah menaklukan kerajaan Bangka, Dapunta Hyang Jaya Naga bersiap melanjutkan perjalanannya ke Bumi Jawa, namun sebelum keberangkatan Sri Baginda, penguasa lokal dan rakyatnya harus di beri peringatan dan di ikat dengan persumpahan untuk selalu setia kepada Dapunta Hyang Sri Jaya Naga. Demikianlah pada akhirnya : “ Pada hari pertama bulan terang Waiseka tahun 608 Saka atau tahun 686 Masehi Sri Baginda Dapunta Hyang Sri Jaya Naga meninggalkan Batu Prasasti Persumpahan yang kita kenal sebagai Parasasti Kota Kapur dan segera menuju Bumi Jawa yang tidak mau tunduk kepada Sriwijaya.
    Dalam perjalanan Sri Baginda menuju Bumi Jawa masih ada daerah yang berdiri sendiri di pantai timur Sumatera Bagian Selatan, untuk kepentingan keamanan penguasaan laut selatan, kerajaan itu harus pula di tundukan. Kerajaan itu sebenarnya berasal dari satu rumpun wangsa Sakala Bhra. Kerajaan itu adalah kerajaan Ye-Po-Ti ( Way Seputih ) di lampung Selatan. Sama dengan peristiwa- peristiwa lainnya, setiap beliau meninggalkan daerah – daerah yang rawan pemberontakan harus diadakan sumpah setia terlebih dahulu. Sumpah tersebut terpahat dalam Prasasti Palas Pasemah.
    Dari Way Seputih Rombongan langsung menuju Bumi Jawa, Dapunta Hyang Sri Jaya Naga mengutus salah Satu Panglima terbaiknya yang juga merupakan kerabat dekat kerajaan yaitu Dapunta Sailendra untuk memimpin pasukan Sriwijaya menuju Bumi Jawa. Dari data yang ada tampaknya mereka menuju Jawa tengah bagian utara.
    Pada saat inilah di nyatakan oleh berita di neger China ( Dinasti Tang ) bahwa kerajaan Sriwijaya terpecah menjadi dua bagian masing- masing mempunyai pemerintahan sendiri. ( Kronik Dinasti Tang ).
    Pada periode perkembangan kerajaaan Wangsa Sailendra di Jawa Tengah harus melaksanakan perintah Sri Baginda Dapunta Hyang Sri Jaya Naga untuk membangun candi di Ligor ( Muangthai ) candi tersebut baru selesai tahun 775 di resmikan oleh raja Wisnu dari Wangsa Sailendra.
    Sementara itu Dapunta Hyang Sri Jaya Naga kembali ke Minanga untuk melanjutkan memerintah Kedatuan Sriwijaya yang menguasai lalu lintas perdagangan di Selat Malaka dan Laut China Selatan .Berdasarkan prasasti Kota Kapur, Kerajaan Sriwijaya menguasai bagian selatan Sumatera hingga Lampung, mengontrol perdagangan di Selat Malaka, Laut China Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata. Di abad ini pula, Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan.
    akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Menurut catatan, pada masa ini pula wangsa Budha Sailendra di Jawa Tengah berada di bawah dominasi Sriwijaya.
    Masa berikutnya, Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya.
    Di akhir Abad ke 7 ibukota Minanga telah mengalami malapetaka hingga Silap atau hilang secara misterius di telan bumi. Keadaan ini membuat Sri Baginda Dapunta Hyang Jaya Naga bersedih sehingga mengasingkan diri ke Gunung Seminung untuk bertapa sampai akhir hayatnya.
    Minanga Ibukota Kerajaan Sriwijaya…….
    Nama Minanga ( Komering Ulu Sumatera Selatan ) sebagai nama tempat sudah ada semenjak sebelum Van Rokel membaca prasasti kedukan bukit tahun 1924. Oleh karena itu nama Minanga di Komering Ulu itu bukanlah mencontoh kebesaran nama dalam prasasti kedukan bukit.
    Ini terlihat dalam suatu piagam perjanjian tahun 1629 dengan mamakai tulisan Arab-Melayu oleh kesultanan Palembang yang pada waktu itu di berkuasa Sedaing Kenayan mengenai tapal batas Marga Minanga. Piagam tersebut masih tersimpan sebagai dokumen Marga Semendawai Suku III.
    Minanga yang kita identifikasikan sebagai ibukota Sriwijaya sekarang adalah merupakan nama dua buah desa yaitu desa Minanga Tengah dan desa Minanga Besar .
    Desa Minanga sekarang terletak di daerah rawa-rawa dataran rendah. Daerah yang agak tinggi permukaannya mengelilingi desa-desa tersebut yaitu di sebelah hulu sungai disekitar daerah Betung ( dahulu bernama Kedaton ) di sebelah barat ada dataran tinggi yang membentang sampai ke batas Kedaton dan sungai Ogan. Jadi bahwa kawasan Minanga berada di antara dua daerah yang bernama Kedaton yang berada di pedalaman Sumatra Selatan di pinggir Sungai Komring. Ada yang menarik tentang nama-nama tempat sebagai petanda monumen sejarah yang terdapat di Desa Minanga Komring Ulu dengan menamai kampungnya dengan nama-nama yang memberi kesan seolah-olah tersebut ada bekas pusat suatu pemerintahan antara lain :
    1. Kampung Ratu — Menggambarkan komplek Perumahan para Raja-raja
    2. Kampung Kadalom — menggambarkan adanya kompleks perkampungan para abdi dalam.
    3. Kampung Balak — berasal dari kata Bala atau Laskar kedaton
    4. Kampung Binatur — berasal dari kata Batur yang berarti pelayan keraton
    5. Pasar Malaka — yang sekarang merupakan ladang penduduk yang di yakini oleh penduduk setempat dahulunya merupakan tempat orang memperdagangkan barang dagangan dari Malaka.
    Nama nama tersebut sudah ada sama tuanya dengn nama Minanga komring ulu yang sudah ada sejak sebelum tahun 1629 Masehi Kemudian di kawasan Minanga ini banyak sekali kita jumpai Makam Kuno ( makam keramat ) lebih kurang terdapat 15 makam kuno sepanjang uluan sungai komring yang di kenal dan di percayai oleh penduduk setempat merupakan makam Raja-Raja maupun panglima perang jaman dulu yang menjadi keramat bagi desa desa sekitar.
    Antara lain :
    - Pu-Hyang ( Puyang ) Ratu Kadi yang berarti Pangeran Mahkota
    - Pu-Hyang ( Puyang ) Naga Brinsang yang berarti Raja Naga Ajaib.
    - Pu-Hyang ( Puyang ) Kai Alam Basa Berarti Raja Alam berasal dari Dewa.
    - Pu-Hyang ( Puyang ) Kai Randah ( Randuh ) yang berarti Raja yang dapat berpndah- pindah tempat.- Pu-Hyang ( Puyang ) Kai Ranggah yang berarti raja banyak Cahang.
    - Pu-Hyang ( Puyang ) Marabahu ( diucapkan Marbau ) yang berarti Raja yang berkali-kali mati dan hidup kembali.
    - Tan Junjungan ( Puyang Tan Junjungan ) yang berarti panglima yang penuh sanjungan.
    - Tan Adi ( Puyang Tan Adi ) yang berarti Panglima Utama
    - Tan Aji ( Puyang Tan Aji ) yang berarti Panglima Raja
    - Tan Mandiga ( Puyang Tan Mandiga ) yang berarti Panglima yang ampuh.
    - Tan Salela ( Puyang Tan Salela ) yang berarti Panglima yang menarik hati- Tan Robkum ( Puyang Tan Robkum ) yang berarti Panglima yang tahan rendam dalam air.
    - Tan Hyang Agung ( Puyang Tihang Agung ) yang berarti Panglima dewa Agung
    - Tan Minak Batara ( Puyang Minak Batara ) yang berarti panglima turunan Raja
    - Tan Mahadum ( Puyang Mahadum ) yang berarti panglima penyelamat.
    Jarak Minanga dengan Pantai timur sekarang jika di tarik lurus horizontal lebih dari 100 Km. Karena Minanga berada di pinggir sungai yang sekarang di kenal dengan sungai Komring maka penduduknya di sebut orang Komring. W.V. Van Royen dalam bukunya “ De Palembang Sche Marga ( 1927 ) “ tidak menyebut orang komring tetapi “ Jelma Daya “ . Nama sungai Komring sendiri diambil dari nama seorang yang berasal dari India yang bernama Komering Singh ,makam nya terdapat di sebelah hulu desa Muara Dua , sungai yang mengalir mulai dari makam tersebut tepatnya mulai dari Muara Selabung yang mengalir ke hilir sampai muara Plaju di sebut sungai Komring .
    Menurut sejarah Kabupaten Ogan Komering Ulu ( 1979 ) Jelma Daya kelompok pertama yang turun dari gunung Seminung melalui Danau Ranau kemudian seterusnya menelusuri sungai Komring sampai di Gunung Batu adalah kelompok Samandaway. Samandaway berasal dari kata Samanda Di Way yang berarti mengikuti aliran sungai.
    Pada tahun 1974 telah ditemukan sebuah arca Budha yang terbuat dari Perunggu ukuran tinggi ±35 cm, tebal 11 cm di temukan 15 km dari desa Minanga yang di temukan tidak sengaja oleh petani setempat yang kemudian menjadi barang koleksi pribadi mantan bupati OKU pada saat itu. Minanga hanyalah monumen sejarah dalam bentuk nama tempat, tapi kawasan Minanga purba adalah begitu luas yaitu paling sedikit sebesar Marga Semendawai Suku III dan di sebelah barat berbatasan dengan daerah Kedaton ( Ogan Ulu Sumatera Selatan ).Karena langka nya peninggalan Sriwijaya dalam bentuk benda kepurbakalaan di manapun termasuk di daerah Minanga ( Komring Ulu sumatera selatan ) maka alternative lain yang harus di cari identitasnya ke dalam nilai-nilai Budaya dimana salah satu aspek budaya yang penting dan masih menonjol adalah Bahasa .
    “ Bahasa adalah alat utama Kebudayaan. Tanpa Bahasa kebudayaan tidak mungkin ada. Kebudayaan tercermin dalam Bahasanya. ( S Gazalba 1966 : 102 ) “
    Seperti di utarakan di muka bahwa rumpun Seminung mempunyai bahasa dan tulisan sendiri. Orang Rumpun Seminung tergolong suku Malayu Kuno ( Proto Malayan Tribes ), bahasanya banyak terdiri dari bahasa Malayu Kuno , bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sansekerta.
    Bahasa Prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, dan prasasti lainnya dalam periode Shi-Li-Fo-Shih ( 670 s.d 742 Masehi ) adalah bahasa Malayu Kuno dan kausa katanya banyak yang tertinggal dalam bahasa Rumpun Seminung ( Komering, Daya,Ranau, Lampung ).
    Sebagai perbandingan kita mengambil contoh adalah prasasti Telaga Batu : menurut bacaan dan terjemahan Prof.Dr.J.G. de Casparis dalam bukunya “ Selted inscription from the 7 th to the 9 th century A.D ( 1956 )” . Prasasti itu terdiri dari 28 baris dengan jumlah ±709 kata-kata yang sudah terbaca, dari kata-kata tersebut terbentuk ±311 bentukan kata yang tidak kurang dari 50 kata yang terbukti di pakai dalam bahasa Komering ( Rumpun Seminung ). Antara lain sebagai berikut :
    Bahasa Sriwijaya Bahasa Komering Indonesia
    ( Prasasti Melayu Kuno )
    - Awai - Awai - Memanggil
    - Dangan - Jongan - Cara
    - Hulun - Hulun - Orang asing
    - Inan - Inan - Biarkan
    - Katahuman - Katahuman - Tertangkap tangan
    - Labhamamu - La(m)bahanmu - Tempat tinggalmu
    - Mulam - Mulang - Kembali
    - Mancaru - Macuaru - Mangacau/menghianat
    - Muha - Muha - Angap ringan / boros
    - Muah - Muah - Lagi / Masih ada
    - Marpadah/Padah - Mapadah/Padah-Tanggulangi / Andalan
    - Pira - Pira - Berapa
    - Puhawam - Puhawang - Pawang / Peramal
    - Ri - RI - Bersama
    - Sarambat - Sarambat - Setangkai
    - Talu - Talu - Kalah / tunduk
    - Tapik/Manapik - Tapik/Manapik - Menghindar/elak/serang Tuhan - Tuhan - Milik Tidak teridentifikasinya Minanga Komring Ulu sebagai ibukota Sriwijaya selama ini di karenakan Para ahli sejarah tidak mengetahui bahwa ada Minanga di daerah Komering Ulu Sumatera Selatan yang berada di Muara Sungai di tepi Pantai pada waktu itu, sehingga orang mencari Minanga di luar Sumatra Selatan di dasarkan kepada semata-mata kesamaan bunyi dan penggantian huruf.Penelitian Geomorfologi semata-mata di tujukan hanyalah penelitian kedudukan Jambi dan Palembang apakah berada di tepi pantai atau tidak pada jaman Sriwijaya Minanga dalam Prasasti kedukan bukit di satukan dengan kata Tamvan sebagai Toponim (nama tempat ), Minanga yang tersebut dalam prasasti kedukan bukit di tafsirkan sebagai daerah yang ditundukkan oleh sriwijaya hanya semata-mata untuk memperkuat Palembang sebagai ibukota Kerajaan.
    Para ahli sejarah hanya mau mengakui sesuatu atau mengarahkan penelitian pada suatu tempat kalau sudah ada bukti arkeologis di ketemukan lebih dahulu, sedangkan sumber sejarah bukan terletak kepada benda arkeologis semata, tetapi juga dalam bentuk ciri-ciri budaya, bahasa dan lain-lain peninggalan kebudayaan masa lampau yang dapat di jadikan petunjuk awal.Karena tidak di ketahui bahwa Minanga ada di Komering Ulu Sumatera Selatan maka ia tersisihkan dari obyek penelitian sehingga tidak di temukan benda-benda yang bersifat arkeologis. Benda-benda arkeologis itu hanya di tunggu atau di harapkan untuk di ketemukan secara kebetulan seperti yang kita alami sekarang.Legenda Minanga Sigonong-Gonong )
    Di angkat dari Buku :
    Periodisasi Kerajaan Sriwijaya
    Karangan : H.M. Arlan Ismail, SH ( 2003 )
    Read More......

    Senin, 11 Mei 2009

    DOKUMENTASI MUBES KE-2 KMKC (PALEMBANG 10 MEI 2009) DI AULA IAIN RADEN FHATAH

    SERAH TERIMA JABATAN DARI KETUM KEPENGURUSAN 2008 KE KETUM KEPENGURUSAN 2009


    Suasana Mubes


    Dari Kiri : Ardiyansyah, Rafelta Tuska Putra, Karleos dipahagana, Eko dan Deni As


    Sambutan Ketua Umum KMKC Kepengurusan I


    Senior KMKC : Bakti Nugraha, Syahril Gunawan


    Pimpinan Sidang : Rahmat Hidayat & Rhedo Akbar

    Notulen Sidang : Ocha Poltek

    Panitia lagi Makan


    Empat Anggota KMKC yang lagi serius


    Pembacaan Laporan Pertanggung Jawaban Kepengurusan I



    Pocak Lagak......



    Kok Cocok


    Liom-liom



    Cita-citaku Jadi Menteri Kesehatan






    Ketua Umum KMKC dan Ketua Pelaksana


    Menurut Mama Lauren : Sikam Calon Pejabat Negara


    Calon Ketua Umum KMKC Berikutnya (lagi Sibuk Ambaca AD/ART)


    Mak uni lagi nyobar Undangan Pernikahan.....





    Calon Penerus KMKC



    Nyusun Strategi Berikutnya untuk kemajuan KMKC



    Paling Depan : Zulkarnain (Waketum KMKC Priode I)


    Pembacaan hasil revisi GBHPKO


    Rua Miadik....



    Sikam Siap ngalanjutko KMKC


    Pembacaan hasil revisi Rekomendasi


    Pejabat teras atas di KMKC


    Serius memikirkan untuk kemajuan KMKC


    Penjelasan mekanisme tentang pencalonan Beni Wirayudha, Karleos Dipahagana & Rahmat Hidayat menjadi KETUM KMKC


    Tiga Calon Kuat KETUM KMKC Priode II

    Dari Kiri : Karleos Dipahagana, Beni Wira Yudha, Rahmat Hidayat




    Kata Sambutan atas kemenangan menjadi KETUM Priode II


    Serah terima Jabatan



    Mulang Dibingi mak masalah, Sikam rela demi KMKC



    Liak pai, sikam lokok semangat


    Sinada photo-photo Mubes KMKC ke-2 sai pacak titampilko,, mudah-mudahan semangat kawan-kawan mak batas dijada, doa kami selalu menyertai KMKC
    Read More......